yah .... gak punya seledri
Mau bikin sambel
yah .... cabe n tomat habis
Abang sayur sudah lewat
mau ke warung cukup jauh juga
Siapa hayoo yang punya pengalaman sama....
Terkadang bumbu-bumbu dapur ini memang
gak selalu dibutihkan setiap kali masak
tapi kalau gak ada rasanya kurang mantep jg.
Untuk jaga-jaga ada beberapa tanaman bumbu
yang saya tanam di halaman.
Berikut ini beberapa tanaman yang sering kita butuhkan, tidak banyak dan tidak sering juga
dipakai, tapi harus ada saat masak, mau beli nanggung kebanyakan.
1. Kencur
Empon-empon satu ini sangat dibutuhkan
saat mau masak daging2, tapi kebutuhannya
sedikit saja.
Cara menanamnya cukup mudah, ambil
umbi kencur yang nampak cukup tua, tanam
pada kedalaman tanah +/- 5 cm. Siram air
secukupnya tunggu hingga mulai tumbuh
tunas, rawat hingga tanaman subur dan
siap saat dibutuhkan kapan aja.
2. Daun Jeruk Purut
Butuhnya terkadang cuma satu/dua lembar
aja. Kalo beli harus satu tumpuk, habis itu
sisanya busuk tidak terpakai, sayangkan?
Biasanya bibit tanaman jeruk purut sering
dijual di pasar, kalo disorong satu batang
dijual seharga Rp. 15.000,-
Bagi yang halaman rumahnya sempit,
seperti halaman rumah saya, bibit jeruk
purut bisa ditanam di pot atau polybag.
3. Seledri
Nah daun yang satu ini sangat dibutuhkan
saat mau masak soup, soto dan bakso.
Cara tanam ada di postingan saya
sebelumnya.
4. Daun Bawang
Seperti halnya daun seledri, daun bawang
juga kebutuhannya tidak banyak tp jika tidak
ada maka tidak lengkap jadinya.
Cara tanam :
Pilih bawang merah yang bagus dan kering
tanam di polybag, tunggu hingga muncul
tunasnya.
5. Jahe
Sepertinya halnya kencur, kebutuhan jahe
ini tidak begitu banyak saat memasak
namun jika tidak ada rasanya sungguh tidak
lengkap. Di halaman saya hanya menancapkan
beberapa ruas jahe ini di pot, buat jaga-jaga
aja saat perlu mendadak.
6. Cabe
Hingga saat ini saya sendiri masih belajar
menanam cabe di polybag. Setiap kali saya
menanam cabe hasilnya kurang bagus,
banyak apid dan kutu daun hingga
pertumbuhan tidak maksimal dan tidak
mau berbuah lebat.
7. Tomat
Menurut saya menanam tomat ini lebih
mudah dibandingkan menanam cabe.
Biasanya biji dari buah tomat ini saya
semai aja, begitu mulai tumbuh mencapai
5 cm, saya pindah ke polybag atau ditanam
langsung di tanah dan tinggal perawatan saja.
8. Daun Pandan
Saat kita mau bikin kolak atau kue basah,
kita butuh selembar dua lembar daun
pandan. Jadi tanaman pandan ini masuk
dalam salah satu daftar tanaman yang
kudu ada di halaman.
9. Serai
Dua batang serai cukup untuk membuat
kuah soto terasa sedap. Apabila kita punya
sisa batang serai yang sudah tidak dimasak,
tancapkan saja ditanah, pilih lokasi yang
terkena matahari langsung. Tunggu beberapa
hari hingga muncul tunas baru.
10. Daun salam
Bagi orang jawa tengah, salah satu bumbu
dapur yang harus ada saat masak sayur
adalah daun salam. Daun ini merupakan
penyedap yang memberikan aroma dan
penguat rasa.
Demikian sedikit gambaran beberapa
tanaman yang mudah untuk ditanam oleh
ibu-ibu di halaman. Jadi pas saat butuh,
ibu-ibu tidak repot lagi.
Mohon masukan juga nih ...
tanaman apalagi yang harus ditanam
di halaman.
Selamat Mencoba ..
Cari Blog Ini
Senin, 21 Maret 2016
Kamis, 03 Maret 2016
Ijin Penangkaran Satwa
Di Pucuk pohon cemara
Burung kutilang bernyanyi
Bersiul-siul sambil bernyanyi
tralala .... lili ... lili ....lili
Itulah lyric lagu yang sering kita nyanyikan waktu masih kecil, dan memang benar saat itu saya ingat masih bisa melihat burung kepodang, burung prenjak, gelatik, tupai diatas pohon, luwak yang lari dikejar saat makan biji kopi dibelakang rumah, trenggiling bersembunyi di pematang sawah, musang masuk kandang ayam, suara burung gagak dan burung hantu yang menakutkan, tapi saat ini entah hewan-hewan tersebut bersembunyi dimana, seolah semuanya senyap, hanya suara jangkrik yang kadang menemani.
saya sangat prihatin karena beberapa waktu lalu saat nonton salah satu stasiun TV swasta, ada berita penangkapan seorang oknum dokter hewan karena kasus jual beli satwa dilindungi.
Sangat disayangkan jika hanya karena hobi atau prestise seseorang dapat menghalalkan berbagai macam cara untuk memindahkan mereka dari alam ke kandang yang sempit dan tidak sesuai dengan habitat asalnya. Mirisnya, beberapa oknum penangkap satwa ini hanya menginginkan sebagian dari anggota tubuhnya saja, ada siripnya, gadingnya, karapasnya, atau bahkan untuk awetan saja.
Sebenarnya saya pribadi lebih senang melihat satwa liar hidup di alam ketimbang di kandang ataupun kebun binatang, terlebih jika di kebun binatang dengan kondisi seadanya, kandang sempit, gersang, kotor, berbau.... duh kasihan. Padahal beberapa hewan liar yang pernah saya lihat di alam, sepertinya mereka nampak bebas dan tidak stress.
Saat bertemu mereka secara langsung di alam liar akan memberikan nuansa tersendiri di hati, melihat burung nuri bertengger di pucuk dahan, burung kakatua di pokok sagu beterbangan, merak hijau bersama anak-anaknya mencari makan di semak belukar, induk penyu bertelur di pantai saat malam hari, burung rangkok yang suaranya khas saat terbang dan banyak lagi keindahan yang bisa kita nikmati saat mereka tetap di alam.... sungguh luar biasa ... amazing.
Namun, dikarenakan beberapa status hewan ini semakin langka dan terancam kepunahan, beberapa pemerhati dan pecinta satwa berusaha untuk menyelamatkan populasinya dengan cara penangkaran baik eks situ maupun in situ.
Adapun Tata Cara Permohonan Izin Penangkaran adalah sebagai berikut :
(http://bksdadiy.dephut.go.id/halaman/2013/16/Tata_Cara_Permohonan_Izin.html
Burung kutilang bernyanyi
Bersiul-siul sambil bernyanyi
tralala .... lili ... lili ....lili
Itulah lyric lagu yang sering kita nyanyikan waktu masih kecil, dan memang benar saat itu saya ingat masih bisa melihat burung kepodang, burung prenjak, gelatik, tupai diatas pohon, luwak yang lari dikejar saat makan biji kopi dibelakang rumah, trenggiling bersembunyi di pematang sawah, musang masuk kandang ayam, suara burung gagak dan burung hantu yang menakutkan, tapi saat ini entah hewan-hewan tersebut bersembunyi dimana, seolah semuanya senyap, hanya suara jangkrik yang kadang menemani.
saya sangat prihatin karena beberapa waktu lalu saat nonton salah satu stasiun TV swasta, ada berita penangkapan seorang oknum dokter hewan karena kasus jual beli satwa dilindungi.
Sangat disayangkan jika hanya karena hobi atau prestise seseorang dapat menghalalkan berbagai macam cara untuk memindahkan mereka dari alam ke kandang yang sempit dan tidak sesuai dengan habitat asalnya. Mirisnya, beberapa oknum penangkap satwa ini hanya menginginkan sebagian dari anggota tubuhnya saja, ada siripnya, gadingnya, karapasnya, atau bahkan untuk awetan saja.
Sebenarnya saya pribadi lebih senang melihat satwa liar hidup di alam ketimbang di kandang ataupun kebun binatang, terlebih jika di kebun binatang dengan kondisi seadanya, kandang sempit, gersang, kotor, berbau.... duh kasihan. Padahal beberapa hewan liar yang pernah saya lihat di alam, sepertinya mereka nampak bebas dan tidak stress.
Saat bertemu mereka secara langsung di alam liar akan memberikan nuansa tersendiri di hati, melihat burung nuri bertengger di pucuk dahan, burung kakatua di pokok sagu beterbangan, merak hijau bersama anak-anaknya mencari makan di semak belukar, induk penyu bertelur di pantai saat malam hari, burung rangkok yang suaranya khas saat terbang dan banyak lagi keindahan yang bisa kita nikmati saat mereka tetap di alam.... sungguh luar biasa ... amazing.
Namun, dikarenakan beberapa status hewan ini semakin langka dan terancam kepunahan, beberapa pemerhati dan pecinta satwa berusaha untuk menyelamatkan populasinya dengan cara penangkaran baik eks situ maupun in situ.
Adapun Tata Cara Permohonan Izin Penangkaran adalah sebagai berikut :
(http://bksdadiy.dephut.go.id/halaman/2013/16/Tata_Cara_Permohonan_Izin.html
Tata Cara Permohonan Izin
Permohonan izin Lembaga Konservasi diajukan pemohon kepada Menteri Kehutanan dengan tembusan disampaikan kepada :
Dalam hal permohonan izin :
Izin Lembaga Konservasi tumbuhan dan satwa liar diberikan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun, dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA). Perpanjangan izin diajukan oleh pemegang izin kepada Menteri Kehutanan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum jangka waktu izin Lembaga Konservasi berakhir dengan persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Ketentuan SanksiPemegang izin Lembaga Konservasi yang melanggar ketentuan hak dankewajiban serta ketentuan larangan, dapat dikenakan sanksi berupa :
Hapusnya Izin Lembaga KonservasiIzin Lembaga Konservasi tumbuhan dan satwa liar menjadi hapus, apabila :
Ketentuan PeralihanKebun Binatang, Taman Safari, Taman Satwa, Taman Satwa khusus, Pusat Latihan Satwa Khusus, Pusat Penyelamatan Satwa, Pusat Rehabilitasi Satwa, Museum Zoologi, Kebun Botani, Taman Tumbuhan Khusus, dan Herbarium, yang telah ada sebelum ditetapkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.53/Menhut -II/2006 tanggal 17 Juli 2006 tentang Lembaga Konservasi wajib mendaftarkan sebagai Lembaga Konservasi.
Pendaftaran sebagai Lembaga Konservasi dilakukan paling lama dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah ditetapkannya Peraturan Menteri tersebut.
Permohonan pendaftaran diajukan kepada Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, dilengkapi dengan :
- Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA),
- Bupati/Wali Kota setempat,
- Kepala BKSDA setempat.
- Rekomendasi Bupati/Wali Kota setempat,
- Rekomendasi Kepala BKSDA setempat,
- Usulan Proyek/Project Proposal,
- Berita Acara Persiapan Teknis dari BKSDA setempat,
- Hasil Studi Lingkungan,
- Surat Izin Tempat Usaha (SITU)/Hinder Ordonantie (HO),
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
- Akte Pendirian Badan Usaha atau Yayasan, atau Koperasi,
- Kartu Tanda Penduduk (Identitas Pemohon).
- Tembusan permohonan disampaikan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota setempat,
- Permohonan dilengkapi rekomendasi Gubernur setempat.
- Tembusan permohonan disampaikan kepada Gubernur dan Bupati/Wali Kota setempat,
- Permohonan dilengkapi rekomendasi Gubernur setempat.
Dalam hal permohonan izin :
- Disetujui, Direktur Jenderal PHKA menyampaikan konsep Keputusan Menteri kepada Menteri Kehutanan, melalui Skretaris Jenderal Departemen Kehutanan untuk dilakukan penelaahan,
- Ditolak, Direktur Jenderal PHKA atas nama Menteri Kehutanan menyampaikan surat penolakan.
Izin Lembaga Konservasi tumbuhan dan satwa liar diberikan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun, dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA). Perpanjangan izin diajukan oleh pemegang izin kepada Menteri Kehutanan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum jangka waktu izin Lembaga Konservasi berakhir dengan persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Ketentuan SanksiPemegang izin Lembaga Konservasi yang melanggar ketentuan hak dankewajiban serta ketentuan larangan, dapat dikenakan sanksi berupa :
- Penghentian sementara pelayanan administrasi,
- Denda, dan
- Pencabutan izin.
Sanksi denda, dikenakan apabila melanggar ketentuan kewajiban butir 13, atau atas kelalaiannya menyebabkab kematian satwa, yang pengenaannya dilakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Sanksi pencabutan izin, dikenakan apabila melanggar ketentuan larangan butir 1, 2, 3, 4 atau 5.Pengenaan sanksi tersebut dilakukan setelah diberikan peringatan tertulis oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) atas nama Menteri Kehutanan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan jangka waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari. Peringatan tertulis dilakukan berdasarkan evaluasi atau hasil pemeriksaan Tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal PHKA.Hapusnya Izin Lembaga KonservasiIzin Lembaga Konservasi tumbuhan dan satwa liar menjadi hapus, apabila :
- Jangka waktu izin yang diberikan telah berakhir dan tidak diperpanjang,
- Diserahkan kembali oleh pemegang izin kepada pemerintah sebelum jangka waktu izin yang diberikan berakhir,
- Dicabut oleh Menteri Kehutanan sebagai sanksi pelanggaran.
Ketentuan PeralihanKebun Binatang, Taman Safari, Taman Satwa, Taman Satwa khusus, Pusat Latihan Satwa Khusus, Pusat Penyelamatan Satwa, Pusat Rehabilitasi Satwa, Museum Zoologi, Kebun Botani, Taman Tumbuhan Khusus, dan Herbarium, yang telah ada sebelum ditetapkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.53/Menhut -II/2006 tanggal 17 Juli 2006 tentang Lembaga Konservasi wajib mendaftarkan sebagai Lembaga Konservasi.
Pendaftaran sebagai Lembaga Konservasi dilakukan paling lama dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah ditetapkannya Peraturan Menteri tersebut.
Permohonan pendaftaran diajukan kepada Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, dilengkapi dengan :
- Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Tumbuhan dan Satwa,
- Rekomendasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.
Jumat, 12 Februari 2016
Tips Mengurangi Bau Kandang Ayam di Halaman
Selalu menjadi impian saya untuk mempunyai sepetak lahan di belakang rumah, sebagian ditanami sayuran, sebagian buat kolam ikan dan sebagian lagi buat memelihara ternak.
Tapi karena sampai saat ini belum juga terpenuhi punya lahan luas, kita harus tetap bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan untuk kita.
Minggu lalu, saat ada pemasukan DOC (Day Old Chickens) atau anak ayam umur sehari di Cargo Bandara Domine Eduard Osok, banyak anak ayam yang mati, hampir 3000 ekor. Bisa jadi karena kapasitas pengiriman yang over, akhirnya banyak DOC yang mati.
Begitu saya mau pulang, ternyata masih ada sekitar 20 ekor ayam dengan kondisi sekarat, tidak tega ayam ini saya tinggal di kantor, sekitar 10 ekor saya bawa pulang, sisanya saya bagi dengan teman satpam.
Segera setelah sampai di rumah, misua pakai kardus bekas dipasang lampu bolam 10 watt buat tempat sementara supaya ayam ini tidak kedinginan, dan masih harus diberi minum air gula satu per satu dengan spuit karena kondisinya memprihatinkan.
Sebenarnya saya enggan mau pelihara, tapi misua sudah kadung sayang setelah beberapa hari merawatnya. Mau gak mau akhirnya misua bikin kandang ayam juga di halaman belakang.
Rupanya misua sudah googling bagaimana cara mengurangi bau tak sedap pada kandang ayam.
Beginilah tips nya :
1. Apabila di bawah kandang adalah tanah,
usahakan tetap kering dan jangan sampai basah.
2. Gali dibawah kandang untuk tempat kotoran
4. Buatkan lubang sebagai tempat kompos.
Gambar 5. Gali lubang di sebelah kandang
Tapi karena sampai saat ini belum juga terpenuhi punya lahan luas, kita harus tetap bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan untuk kita.
Kandang Ayam Minimalis
Minggu lalu, saat ada pemasukan DOC (Day Old Chickens) atau anak ayam umur sehari di Cargo Bandara Domine Eduard Osok, banyak anak ayam yang mati, hampir 3000 ekor. Bisa jadi karena kapasitas pengiriman yang over, akhirnya banyak DOC yang mati.
Oleh pengguna jasa, box tempat ayam beserta isinya dibawa ke kantor untuk segera dimusnahkan untuk mencegah timbulnya penyakit.
Waktu mau dibakar, saya cek ternyata ada beberapa ayam masih bernafas meskipun kondisinya sudah terkapar.
Waktu mau dibakar, saya cek ternyata ada beberapa ayam masih bernafas meskipun kondisinya sudah terkapar.
Saya coba mengamankan anak ayam yang masih hidup ini, gak tega aja bayangin mereka masuk api hidup-hidup. Alhamdulillah, ternyata banyak juga yang masih bisa diselamatkan. Saya panggil teman-teman barangkali ada yang mau merawat ayam-ayam ini, mengingat saya tidak punya kandang di rumah.
Gambar 1. Kondisi DOC banyak yang mati
Begitu saya mau pulang, ternyata masih ada sekitar 20 ekor ayam dengan kondisi sekarat, tidak tega ayam ini saya tinggal di kantor, sekitar 10 ekor saya bawa pulang, sisanya saya bagi dengan teman satpam.
Segera setelah sampai di rumah, misua pakai kardus bekas dipasang lampu bolam 10 watt buat tempat sementara supaya ayam ini tidak kedinginan, dan masih harus diberi minum air gula satu per satu dengan spuit karena kondisinya memprihatinkan.
Sebenarnya saya enggan mau pelihara, tapi misua sudah kadung sayang setelah beberapa hari merawatnya. Mau gak mau akhirnya misua bikin kandang ayam juga di halaman belakang.
Awalnya saya kurang setuju dengan ide misua,
karena biasanya kalo sudah pelihara ayam, bau kotoran ayam akan kemana-mana dan sangat mengganggu. Apalagi dengan rumah yang saling berhimpitan, khawatir aroma tak sedap dari
kandang dan akan mengganggu tetangga.
Rupanya misua sudah googling bagaimana cara mengurangi bau tak sedap pada kandang ayam.
Beginilah tips nya :
1. Apabila di bawah kandang adalah tanah,
usahakan tetap kering dan jangan sampai basah.
Gambar 2. Kandang Ayam di pojok belakang
2. Gali dibawah kandang untuk tempat kotoran
Gambar 3. Galian di Bawah Kandang
3. Tutup dengan pasir tipis-tipis saja kotoran ayam
setiap pagi dan sore hari.
setiap pagi dan sore hari.
Gambar 4. Tutup Kotoran dengan pasir tipis
4. Buatkan lubang sebagai tempat kompos.
Gambar 5. Gali lubang di sebelah kandang
5. Setelah kotoran dan pasir dibawah kandang penuh,
dipindah dilubang tersebut.
dipindah dilubang tersebut.
Gambar 6. Barter pasir dan kotoran
6. Apabila terlihat kotoran mulai penuh,
segera ditutup dengan pasir.
segera ditutup dengan pasir.
7. Ulangi urutan ini secara rutin.
Kuncinya : setiap terlihat kotoran ayam segera di timbun dan hindari di bawah kandang jangan sampai basah.
Selamat Mencoba ...... and Happy Simple Farming
Seorang Ibu Menjual "Suami" di Pelabuhan Laut Sorong
Cerita ini berawal ketika kami (Saya, Nilam, Rahma, Wulan) duduk-duduk di tepian dermaga Pelabuhan Laut Sorong sambil menunggu KM. Ciremai datang. Saat itu ada seorang penjual asongan nampak terburu-buru membawa dagangannya karena kapal sebentar lagi akan sandar. Tentu saja si Ibu berharap bisa segera naik keatas kapal dan menjajakan dagangannya, seolah si Ibu mempunyai motto "time is money".
Tiba-tiba saat di depan kami dagangannya terjatuh dan berserakan. Nampaknya plastik yang dibawa si Ibu tidak cukup kuat membawa beban dagangannya. Serta merta kita bantu membereskan dagangannya yang berhamburan. Saat itulah teman-teman polisi yang berdiri di sebelah kami nyeletuk "aduh ibu ini tega banget jual suami sendiri".
Haaa .... kami dengan setengah kaget menjawab "suami siapa kah pak?"
semua lantas tertawa riuh, saling bersahutan masa "seorang suami beli suami", yang lain menimpali "daripada seorang istri menjual suami".
Teman saya yang dari Makassar lantas menjelaskan bahwa jajanan yang dijual oleh si Ibu tadi namanya adalah Suami.
Suami atau Kasoami adalah makanan khas masyarakat Sulawesi Tenggara. Makanan ini terbuat dari ubi yang diparut dan diperas airnya hingga kering, kemudian dikukus dengan bentuk kerucut. Cara membuatnya terkesan simpel tapi bagi yang belum terbiasa dibutuhkan ketelatenan untuk menghasilkan suami sesuai yang empuk dan gurih.
Di Kota Sorong, kita bisa membeli suami di Pasar Bersama Jalan Baru, biasanya penjual membuka dagangannya pada sore hari di seberang jalan Bengkel Ahass.
Gambar 1. Penjual Suami di Pasar Bersama
Bagi teman-teman warga Buton, suami ini adalah makanan pokok seperti halnya nasi yang biasa dinikmati dengan ikan bakar, ikan asin, ikan kuah kuning ataupun sayur.
Saya sendiri lebih senang menikmati suami dengan secangkir teh atau kopi, tentu saja lebih nikmat jika menikmati suami ditemani oleh suami dan anak-anak. Kalo tidak ada suami sendiri, suami orang juga boleh hehe (maksudnya tidak perlu buat sendiri, beli di pasar lebih praktis).
Selamat menikmati Suami di sore hari ....
Gambar 2. Menikmati segelas teh ditemani "suami"
Tiba-tiba saat di depan kami dagangannya terjatuh dan berserakan. Nampaknya plastik yang dibawa si Ibu tidak cukup kuat membawa beban dagangannya. Serta merta kita bantu membereskan dagangannya yang berhamburan. Saat itulah teman-teman polisi yang berdiri di sebelah kami nyeletuk "aduh ibu ini tega banget jual suami sendiri".
Haaa .... kami dengan setengah kaget menjawab "suami siapa kah pak?"
semua lantas tertawa riuh, saling bersahutan masa "seorang suami beli suami", yang lain menimpali "daripada seorang istri menjual suami".
Teman saya yang dari Makassar lantas menjelaskan bahwa jajanan yang dijual oleh si Ibu tadi namanya adalah Suami.
Suami atau Kasoami adalah makanan khas masyarakat Sulawesi Tenggara. Makanan ini terbuat dari ubi yang diparut dan diperas airnya hingga kering, kemudian dikukus dengan bentuk kerucut. Cara membuatnya terkesan simpel tapi bagi yang belum terbiasa dibutuhkan ketelatenan untuk menghasilkan suami sesuai yang empuk dan gurih.
Di Kota Sorong, kita bisa membeli suami di Pasar Bersama Jalan Baru, biasanya penjual membuka dagangannya pada sore hari di seberang jalan Bengkel Ahass.
Gambar 1. Penjual Suami di Pasar Bersama
Bagi teman-teman warga Buton, suami ini adalah makanan pokok seperti halnya nasi yang biasa dinikmati dengan ikan bakar, ikan asin, ikan kuah kuning ataupun sayur.
Saya sendiri lebih senang menikmati suami dengan secangkir teh atau kopi, tentu saja lebih nikmat jika menikmati suami ditemani oleh suami dan anak-anak. Kalo tidak ada suami sendiri, suami orang juga boleh hehe (maksudnya tidak perlu buat sendiri, beli di pasar lebih praktis).
Selamat menikmati Suami di sore hari ....
Gambar 2. Menikmati segelas teh ditemani "suami"
Kamis, 28 Januari 2016
Yuk ...Menanam Melon Di Polybag
Semenjak berhijrah di Kota Sorong, tidak setiap hari saya bisa menemukan buah melon yang dagingnya jingga, sesekali jika ada di supermarket pun kita harus merogoh kocek sedikit lebih dalam, apa boleh dibuat untuk sekali waktu bolehlah ...... hehe
Padahal waktu di kampung dulu, ketika musim panen, baik melon maupun semangka ini paling banyak ditemui di sawah-sawah, bahkan sampai beberapa truk datang ke sawah untuk mengangkut buah ini. Jika ingat dulu, nyesel juga kenapa dulu saya tidak begitu suka melon ataupun semangka, kecuali yang langasung petik di sawah trus belahnya bukan dengan pisau tapi di hantam dengan batu, lebih enak lagi kalo melonnya ngambil di sawah tetangga hehehe
(namanya juga anak-anak). Jadi rindu kampung nih ....
Beberapa waktu lalu, saat jalan-jalan ke Mega mall, tumben saya lihat ada banyak melon di display buah, ada yang berdaging buah putih dan kuning, kebetulan nih .... langsung deh pilih-pilih yang tidak terlalu besar mengingat melon disini dibandrol dengan harga Rp 39.000,-/kg untuk jenis rock melon, dan Rp 27.000,-/kg untuk jenis skyrock melon. Beli satu cukuplah sekedar untuk "tombo kepingin".
Gambar 1. Harga melon di Mega Mall Sorong
Setibanya di rumah, tak sabar kami ingin menikmati manisnya buah melon yang baru saja kami beli. ehhmm Maknyuss ......
Saat buah melon sudah habis, tinggallah sisa-sisa bijinya aja. Tiba-tiba ada kepikiran buat nyoba menanam melon dari biji-bijinya ini, bisa gak ya?
Daripada dibuang sayang, akhirnya inilah yang saya lakukan :
- cuci bersih biji-biji melon tersebut
- letakkan biji di nampan kering.
- ratakan supaya tidak menumpuk.
- jemur di panaa matahari hingga kering
- simpan biji melon di plastik klip
- siap untuk di semai.
Gambar 2. Biji melon yang sudah kering
Gambar 3. Bibit melon yang mulai bertunas
Beberapa biji melon tersebut ada yang langsung saya semai di tanah berpasir dan beberapa hari kemudian sudah tumbuh tunasnya.
Adapun beberapa yang perlu dipersiapkan saat menanam melon adalah :
1. Siapkan media tanam yaitu tanah, sekam
bakar dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1 : 1 : 1.
2. Siapkan polybag ukuran diameter 30 cm
atau dapat juga dengan ember bekas cat
Isi polybag dengan campuran tanah (no. 1)
3. Pindahkan bibit melon setelah muncul
daunnya 2 (dua) helai usahakan jangan
dicabut tetapi diambil dengan tanahnya,
bisa diambil dengan sendok.
4. Siapkan batang penyangga / turus dengan
bambu untuk tempat menjalarnya
tanaman dan penggantung buah.
5. Tanaman harus terkena sinar matahari
tetapi hindari terkena air hujan.
6. Sirami tanaman secukupnya (+/- 500 ml),
penyiraman berlebihan dapat menyebabkan
pecah buah dikemudian hari.
Siram langsung ditanah bukan disemprot
di daunnya.
7. Setelah tanaman mulai menjalar, atur batang
agar menjalar di turus/bambu dengan cara
diikat longgar.
8. Tanaman melon dipelihara untuk
menghasilkan satu atau dua butir buah
per tanaman.
Buah terbaik biasanya dihasilkan pada ruas
daun ke 11 s/d 13.
Jadi tunas atau bunga yang muncul pada
ruas daun 1 (daun paling bawah) s/d 10
harus dibuang, begitu juga dengan bunga
di ruas 14 keatas harus dibuang juga.
Jika daun sudah berjumlah 28-30 helai,
potong tunas ujung tanaman supaya
pertumbuhan vegetatif terhenti.
Gambar 4. Pemangkasan daun
(sumber : Buku the best melon, 2011)
9. Pilih salah satu bakal buah terbaik
dari ketiga ruas daun tersebut,
sisanya dibuang.
Gambar 5. Bakal Buah Melon pada Ruas ke-13
10. Tunas buah yang dipelihara biarkan
tumbuh dan muncul daun bendera,
daun ini sebagai indikator kematangan
buah, apabila daun ini kering artinya
buah sudah siap panen.
11. Gantung buah pada batang buah ke turus
Jangan mengikat terlalu kencang agar
pertumbuhan buah tidam terganggu.
12. Rata-rata melon dipanen pada umur
68 - 71 hari.
13. Pemupukan harus rutin dilakukan sampai
menjelang panen.
Gambar 6. Avicenna saat panen buah pertama
Gambar 7. Menikmati Melon Hasil Panen
Pustaka :
- The Best Melon, Best Bisnis, Best Hobi,
PT. Trubus Swadaya, 2011
*) tombo pingin : istilah jawa saat kita pingin sesuatu tapi dibatasi oleh kondisi tertentu. Saking pinginnya kita bisa minta, beli, sedikit saja sekedar untuk mencicipi rasanya.
Padahal waktu di kampung dulu, ketika musim panen, baik melon maupun semangka ini paling banyak ditemui di sawah-sawah, bahkan sampai beberapa truk datang ke sawah untuk mengangkut buah ini. Jika ingat dulu, nyesel juga kenapa dulu saya tidak begitu suka melon ataupun semangka, kecuali yang langasung petik di sawah trus belahnya bukan dengan pisau tapi di hantam dengan batu, lebih enak lagi kalo melonnya ngambil di sawah tetangga hehehe
(namanya juga anak-anak). Jadi rindu kampung nih ....
Beberapa waktu lalu, saat jalan-jalan ke Mega mall, tumben saya lihat ada banyak melon di display buah, ada yang berdaging buah putih dan kuning, kebetulan nih .... langsung deh pilih-pilih yang tidak terlalu besar mengingat melon disini dibandrol dengan harga Rp 39.000,-/kg untuk jenis rock melon, dan Rp 27.000,-/kg untuk jenis skyrock melon. Beli satu cukuplah sekedar untuk "tombo kepingin".
Gambar 1. Harga melon di Mega Mall Sorong
Setibanya di rumah, tak sabar kami ingin menikmati manisnya buah melon yang baru saja kami beli. ehhmm Maknyuss ......
Saat buah melon sudah habis, tinggallah sisa-sisa bijinya aja. Tiba-tiba ada kepikiran buat nyoba menanam melon dari biji-bijinya ini, bisa gak ya?
Daripada dibuang sayang, akhirnya inilah yang saya lakukan :
- cuci bersih biji-biji melon tersebut
- letakkan biji di nampan kering.
- ratakan supaya tidak menumpuk.
- jemur di panaa matahari hingga kering
- simpan biji melon di plastik klip
- siap untuk di semai.
Gambar 2. Biji melon yang sudah kering
Gambar 3. Bibit melon yang mulai bertunas
Beberapa biji melon tersebut ada yang langsung saya semai di tanah berpasir dan beberapa hari kemudian sudah tumbuh tunasnya.
Adapun beberapa yang perlu dipersiapkan saat menanam melon adalah :
1. Siapkan media tanam yaitu tanah, sekam
bakar dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1 : 1 : 1.
2. Siapkan polybag ukuran diameter 30 cm
atau dapat juga dengan ember bekas cat
Isi polybag dengan campuran tanah (no. 1)
3. Pindahkan bibit melon setelah muncul
daunnya 2 (dua) helai usahakan jangan
dicabut tetapi diambil dengan tanahnya,
bisa diambil dengan sendok.
4. Siapkan batang penyangga / turus dengan
bambu untuk tempat menjalarnya
tanaman dan penggantung buah.
5. Tanaman harus terkena sinar matahari
tetapi hindari terkena air hujan.
6. Sirami tanaman secukupnya (+/- 500 ml),
penyiraman berlebihan dapat menyebabkan
pecah buah dikemudian hari.
Siram langsung ditanah bukan disemprot
di daunnya.
7. Setelah tanaman mulai menjalar, atur batang
agar menjalar di turus/bambu dengan cara
diikat longgar.
8. Tanaman melon dipelihara untuk
menghasilkan satu atau dua butir buah
per tanaman.
Buah terbaik biasanya dihasilkan pada ruas
daun ke 11 s/d 13.
Jadi tunas atau bunga yang muncul pada
ruas daun 1 (daun paling bawah) s/d 10
harus dibuang, begitu juga dengan bunga
di ruas 14 keatas harus dibuang juga.
Jika daun sudah berjumlah 28-30 helai,
potong tunas ujung tanaman supaya
pertumbuhan vegetatif terhenti.
Gambar 4. Pemangkasan daun
(sumber : Buku the best melon, 2011)
9. Pilih salah satu bakal buah terbaik
dari ketiga ruas daun tersebut,
sisanya dibuang.
Gambar 5. Bakal Buah Melon pada Ruas ke-13
10. Tunas buah yang dipelihara biarkan
tumbuh dan muncul daun bendera,
daun ini sebagai indikator kematangan
buah, apabila daun ini kering artinya
buah sudah siap panen.
11. Gantung buah pada batang buah ke turus
Jangan mengikat terlalu kencang agar
pertumbuhan buah tidam terganggu.
12. Rata-rata melon dipanen pada umur
68 - 71 hari.
13. Pemupukan harus rutin dilakukan sampai
menjelang panen.
Gambar 6. Avicenna saat panen buah pertama
Gambar 7. Menikmati Melon Hasil Panen
Pustaka :
- The Best Melon, Best Bisnis, Best Hobi,
PT. Trubus Swadaya, 2011
*) tombo pingin : istilah jawa saat kita pingin sesuatu tapi dibatasi oleh kondisi tertentu. Saking pinginnya kita bisa minta, beli, sedikit saja sekedar untuk mencicipi rasanya.
Kamis, 21 Januari 2016
Jalan - Jalan ke Pulau Buaya
Tahun 2016, sepertinya memang harus memulai tahun dengan banyak sekali problematika perkantoran yang membuat penat.
Di saat orang-orang bersuka cita menyambut awal tahun, saya justru ingin refresing karena akhir tahun kemarin yang terlalu powerful dengan segala macam tetek bengek permasalahan perkantoran.
Nah kebetulan, sebelum pulang kantor hari Jumat kemarin, ada temen kantor yang nawarin ikut jalan-jalan hari Minggu. Rencana teman saya ini mau berkunjung ke keluarganya di Kampung Raam atau lebih terkenal dengan sebutan Pulau Buaya. Hal ini dikarenakan Pulau ini nampak seperti buaya jika dilihat dari Tembok Berlin, Kota Sorong.
Kami berangkat dengan sepeda motor dari rumah menuju ke Pasar Boswesen. Teman saya sudah ada janji dengan Bapak Tua-nya (red. Pakde) dijemput dengan kapal jukung di halte boswesen.
Kami menuju ke Pulau Boswesen sekitar pukul 10.00 WIT. Perjalanan ke Pulau Raam ditempuh sekitar 30 menit. Satu kapal bisa muat kurang lebih sekitar 30 orang, karena kapal ini milik om teman saya jadi perjalanan ini free of charge alias gratis. hehe
picture 2. Alat Transportasi Masyarakat
picture 3. Memasuki Kelurahan Pulau Raam
Begitu memasuki Kampung Raam, suasana terasa begitu nyaman, kampung ini begitu tenang, sama sekali tidak nampak kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil, begitu juga masyakatnya ramah-ramah, beda jauh dengan kota sorong yang bising penuh hilir mudik sepeda motor dan mobil berlalu lalang. Kampung ini nampak kecil memanjang karena ketika kita berdiri di tengah-tengah kampung, kita sudah bisa melihat sebelah kanan pantai dan sebelah kiri juga pantai. Di sepanjang Kampung ini banyak ditumbuhi pohon kelapa, angin sepoi-sepoi menghembuskan udara segar pantai, anak-anak bermain mengejar ban bekas seperti si film-nya upin dan ipin, anak perempuan main karet gelang, ada yang bermain kartu berkelompok, main kelereng, sesekali terdengar suara canda tawa anak-anak yang bersemangat, sama sekali tidak nampak ada anak yang bermain gadget, nonton televisi, barangkali karena memang fasilitas penerangan disini menggunakan solar cell.
Begitu tiba di rumah om-nya mace Ria, ternyata di rumah sedanh ada acara selamatan. Jadi yang naik kapal sama-sama dari Kota Sorong ternyata semua masih sanak famili dan keluarga besar Mace Ria. Karena acara akan segera di mulai, kita justru buru-buru kabur menuju ke pantai.
Melihat pasir putihnya yang bersih, warna air yang jernih kebiruan dibias dengan cahaya matahari, membuat kita ingin segera membenamkan diri di hangatnya air laut. Byuurrr ..... Sina dan Bapaknya langsung terjun ke air, sedangkan saya dan teman-teman masih kagum dengan pemandangan sekeliling. Sesekali terdengar lagu reggae dari satu keluarga yang nampaknya warga ambon yang juga berkunjung menikmati segarnya air laut.
saat berenang, Ikan warna warni juga nampak banyak terlihat di pinggir-pinggir pantai. Sina pingin main sendiri, tidak mau dipegang, padahal sampe gumoh karena banyak minum air laut.
picture 5. Panorama Pulau Buaya
Pingin rasanya berlama-lama bermain dengan jernihnya air laut, tapi mengingat Sina sudah terlalu lama berendam di air, emaknya harus memberi batas waktu walaupun dia enggan berenti dan ingin tetap main.... yahh namanya juga anak-anak.
eh begitu sampai rumah saudara Mace Ria sudah disuguhi makan siang. Beginilah namanya pucuk dicinta ikan bakar pun tiba hahaha.
Menu makan siangnya yaitu ikan bakar sambal tomat yang nampak segar, lapa-lapa makanan khas buton yaitu sejenis lontong tapi campur dengan beras merah dan dibungkus dengan janur (daun kelapa yang masih muda), dan sambal terong, mantaappp ...
Tak terasa waktu cepat berlalu, kita harus segera kembali ke Sorong sebelum matahari terbenam, heeemm pingin rasanya kembali ke Pulau Buaya next holiday.
Di saat orang-orang bersuka cita menyambut awal tahun, saya justru ingin refresing karena akhir tahun kemarin yang terlalu powerful dengan segala macam tetek bengek permasalahan perkantoran.
Nah kebetulan, sebelum pulang kantor hari Jumat kemarin, ada temen kantor yang nawarin ikut jalan-jalan hari Minggu. Rencana teman saya ini mau berkunjung ke keluarganya di Kampung Raam atau lebih terkenal dengan sebutan Pulau Buaya. Hal ini dikarenakan Pulau ini nampak seperti buaya jika dilihat dari Tembok Berlin, Kota Sorong.
picture 1. Dermaga Pulau Buaya
Kami berangkat dengan sepeda motor dari rumah menuju ke Pasar Boswesen. Teman saya sudah ada janji dengan Bapak Tua-nya (red. Pakde) dijemput dengan kapal jukung di halte boswesen.
Kami menuju ke Pulau Boswesen sekitar pukul 10.00 WIT. Perjalanan ke Pulau Raam ditempuh sekitar 30 menit. Satu kapal bisa muat kurang lebih sekitar 30 orang, karena kapal ini milik om teman saya jadi perjalanan ini free of charge alias gratis. hehe
picture 2. Alat Transportasi Masyarakat
picture 3. Memasuki Kelurahan Pulau Raam
Begitu memasuki Kampung Raam, suasana terasa begitu nyaman, kampung ini begitu tenang, sama sekali tidak nampak kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil, begitu juga masyakatnya ramah-ramah, beda jauh dengan kota sorong yang bising penuh hilir mudik sepeda motor dan mobil berlalu lalang. Kampung ini nampak kecil memanjang karena ketika kita berdiri di tengah-tengah kampung, kita sudah bisa melihat sebelah kanan pantai dan sebelah kiri juga pantai. Di sepanjang Kampung ini banyak ditumbuhi pohon kelapa, angin sepoi-sepoi menghembuskan udara segar pantai, anak-anak bermain mengejar ban bekas seperti si film-nya upin dan ipin, anak perempuan main karet gelang, ada yang bermain kartu berkelompok, main kelereng, sesekali terdengar suara canda tawa anak-anak yang bersemangat, sama sekali tidak nampak ada anak yang bermain gadget, nonton televisi, barangkali karena memang fasilitas penerangan disini menggunakan solar cell.
Begitu tiba di rumah om-nya mace Ria, ternyata di rumah sedanh ada acara selamatan. Jadi yang naik kapal sama-sama dari Kota Sorong ternyata semua masih sanak famili dan keluarga besar Mace Ria. Karena acara akan segera di mulai, kita justru buru-buru kabur menuju ke pantai.
picture 4. Main Bersama di Pasir Putih
Melihat pasir putihnya yang bersih, warna air yang jernih kebiruan dibias dengan cahaya matahari, membuat kita ingin segera membenamkan diri di hangatnya air laut. Byuurrr ..... Sina dan Bapaknya langsung terjun ke air, sedangkan saya dan teman-teman masih kagum dengan pemandangan sekeliling. Sesekali terdengar lagu reggae dari satu keluarga yang nampaknya warga ambon yang juga berkunjung menikmati segarnya air laut.
saat berenang, Ikan warna warni juga nampak banyak terlihat di pinggir-pinggir pantai. Sina pingin main sendiri, tidak mau dipegang, padahal sampe gumoh karena banyak minum air laut.
picture 5. Panorama Pulau Buaya
Pingin rasanya berlama-lama bermain dengan jernihnya air laut, tapi mengingat Sina sudah terlalu lama berendam di air, emaknya harus memberi batas waktu walaupun dia enggan berenti dan ingin tetap main.... yahh namanya juga anak-anak.
eh begitu sampai rumah saudara Mace Ria sudah disuguhi makan siang. Beginilah namanya pucuk dicinta ikan bakar pun tiba hahaha.
Menu makan siangnya yaitu ikan bakar sambal tomat yang nampak segar, lapa-lapa makanan khas buton yaitu sejenis lontong tapi campur dengan beras merah dan dibungkus dengan janur (daun kelapa yang masih muda), dan sambal terong, mantaappp ...
Tak terasa waktu cepat berlalu, kita harus segera kembali ke Sorong sebelum matahari terbenam, heeemm pingin rasanya kembali ke Pulau Buaya next holiday.
Sabtu, 16 Januari 2016
Kreasi Tempat Bumbu Dapur
Sebenarnya jika saya perhatikan dapur saya ini kurang tempat (red.terlalu sempit hehe)
sehingga antara perabotan dan bumbu-bumbu
harus ditata dengan baik sehingga tempat
yang kecil ini nampak sedikit rapi.
Kemarin akhirnya minta tolong sama
bapaknya anak-anak untuk dibuatkan
tempat bumbu yang simpel aja,
boleh dibuat rak susun
atau rak di bawah meja dapur.
Sore waktu pulang kerja ternyata saya lihat
di dinding dapur sudah tertata rapi
bumbu-bumbu dapur.
Lho ini kan kemarin buat nanam seledri sama daun bawang, sekarang sudah berubah fungsi jadi tempat bumbu.
Mana-mana ajalah yang penting berfungsi baik
dan lebih kelihatan rapi...
Makasih Bapaknya anak-anak.
before : tempat nanam seledri dan daun bawang
after : tempat bumbu dapur
Bahan-bahan yang diperlukàn :
1. Kawat Ram berlapis plastik
2. Botol Bekas selai
3. Kawat kecil
4. Gunting kawat / Tang
5. Paku beton
6. Cable tie atau kawat
7. Palu 8 pcs
Cara pembuatan :
1. Potong kawat ram sesuai dengan ukuran.
Kemarin buatnya ukuran panjang 6
2. Pasang satu paku terlebih dahulu pada
bagian kanan atas, pasang salah satu
sudut kawat ke paku tersebut,
3. Selanjutnya masukkan ujung ram bagian kiri,
kedalam paku, tarik dan kencangkan kawat
tsb, kemudian paku di tembok.
4. Paku masing-masing pojok kawat
bagian bawah, bawah kanan dan bawah kiri.
5. Tambahkan paku di masing-masing sisi
bagian tengah sebagai penguat.
6. Ikat semua paku ke kawat ram dengan
cable tie.
7. Selanjutnya, potong kawat kecil +/- 20 cm,
Ikatkan kawat tersebut ke leher botol,
Berikan kait sebagai penggantung.
8. Berikan nama pada masing-masing botol
sesuai dengan jenis bumbunya.
Demikian cerita kreasi membuat tempat bumbu dapur, semoga dapat membantu.
sehingga antara perabotan dan bumbu-bumbu
harus ditata dengan baik sehingga tempat
yang kecil ini nampak sedikit rapi.
Kemarin akhirnya minta tolong sama
bapaknya anak-anak untuk dibuatkan
tempat bumbu yang simpel aja,
boleh dibuat rak susun
atau rak di bawah meja dapur.
Sore waktu pulang kerja ternyata saya lihat
di dinding dapur sudah tertata rapi
bumbu-bumbu dapur.
Lho ini kan kemarin buat nanam seledri sama daun bawang, sekarang sudah berubah fungsi jadi tempat bumbu.
Mana-mana ajalah yang penting berfungsi baik
dan lebih kelihatan rapi...
Makasih Bapaknya anak-anak.
before : tempat nanam seledri dan daun bawang
after : tempat bumbu dapur
Bahan-bahan yang diperlukàn :
1. Kawat Ram berlapis plastik
2. Botol Bekas selai
3. Kawat kecil
4. Gunting kawat / Tang
5. Paku beton
6. Cable tie atau kawat
7. Palu 8 pcs
Cara pembuatan :
1. Potong kawat ram sesuai dengan ukuran.
Kemarin buatnya ukuran panjang 6
2. Pasang satu paku terlebih dahulu pada
bagian kanan atas, pasang salah satu
sudut kawat ke paku tersebut,
3. Selanjutnya masukkan ujung ram bagian kiri,
kedalam paku, tarik dan kencangkan kawat
tsb, kemudian paku di tembok.
4. Paku masing-masing pojok kawat
bagian bawah, bawah kanan dan bawah kiri.
5. Tambahkan paku di masing-masing sisi
bagian tengah sebagai penguat.
6. Ikat semua paku ke kawat ram dengan
cable tie.
7. Selanjutnya, potong kawat kecil +/- 20 cm,
Ikatkan kawat tersebut ke leher botol,
Berikan kait sebagai penggantung.
8. Berikan nama pada masing-masing botol
sesuai dengan jenis bumbunya.
Demikian cerita kreasi membuat tempat bumbu dapur, semoga dapat membantu.
Langganan:
Postingan (Atom)