Cari Blog Ini

Kamis, 21 Januari 2016

Jalan - Jalan ke Pulau Buaya

Tahun 2016, sepertinya memang harus memulai tahun dengan banyak sekali problematika perkantoran yang membuat penat.
Di saat orang-orang bersuka cita menyambut awal tahun, saya justru ingin refresing karena akhir tahun kemarin yang terlalu powerful dengan segala macam tetek bengek permasalahan perkantoran.
Nah kebetulan, sebelum pulang kantor hari Jumat kemarin, ada temen kantor yang nawarin ikut jalan-jalan hari Minggu. Rencana teman saya ini mau berkunjung ke keluarganya di Kampung Raam atau lebih terkenal dengan sebutan Pulau Buaya. Hal ini dikarenakan Pulau ini nampak seperti buaya jika dilihat dari Tembok Berlin, Kota Sorong.

picture 1. Dermaga Pulau Buaya

Kami berangkat dengan sepeda motor dari rumah menuju ke Pasar Boswesen. Teman saya sudah ada janji dengan Bapak Tua-nya (red. Pakde) dijemput dengan kapal jukung di halte boswesen.
Kami menuju ke Pulau Boswesen sekitar pukul 10.00 WIT. Perjalanan ke Pulau Raam ditempuh sekitar 30 menit. Satu kapal bisa muat kurang lebih sekitar 30 orang, karena kapal ini milik om teman saya jadi perjalanan ini free of charge alias gratis. hehe

picture 2. Alat Transportasi Masyarakat
picture 3. Memasuki Kelurahan Pulau Raam

Begitu memasuki Kampung Raam, suasana terasa begitu nyaman, kampung ini begitu tenang, sama sekali tidak nampak kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil, begitu juga masyakatnya ramah-ramah, beda jauh dengan kota sorong yang bising penuh hilir mudik sepeda motor dan mobil berlalu lalang. Kampung ini nampak kecil memanjang karena ketika kita berdiri di tengah-tengah kampung, kita sudah bisa melihat sebelah kanan pantai dan sebelah kiri juga pantai. Di sepanjang Kampung ini banyak ditumbuhi pohon kelapa, angin sepoi-sepoi menghembuskan udara segar pantai, anak-anak bermain mengejar ban bekas seperti si film-nya upin dan ipin, anak perempuan main karet gelang, ada yang bermain kartu berkelompok, main kelereng, sesekali terdengar suara canda tawa anak-anak yang bersemangat, sama sekali tidak nampak ada anak yang bermain gadget, nonton televisi, barangkali karena memang fasilitas penerangan disini menggunakan solar cell.

Begitu tiba di rumah om-nya mace Ria, ternyata di rumah sedanh ada acara selamatan. Jadi yang naik kapal sama-sama dari Kota Sorong ternyata semua masih sanak famili dan keluarga besar Mace Ria. Karena acara akan segera di mulai, kita justru buru-buru kabur menuju ke pantai.



picture 4. Main Bersama di Pasir Putih

Melihat pasir putihnya yang bersih, warna air yang jernih kebiruan dibias dengan cahaya matahari, membuat kita ingin segera membenamkan diri di hangatnya air laut. Byuurrr ..... Sina dan Bapaknya langsung terjun ke air, sedangkan saya dan teman-teman masih kagum dengan pemandangan sekeliling. Sesekali terdengar lagu reggae dari satu keluarga yang nampaknya warga ambon yang juga berkunjung menikmati segarnya air laut.
saat berenang, Ikan warna warni juga nampak banyak terlihat di pinggir-pinggir pantai.  Sina pingin main sendiri, tidak mau dipegang, padahal sampe gumoh karena banyak minum air laut.

picture 5. Panorama Pulau Buaya

Pingin rasanya berlama-lama bermain dengan jernihnya air laut, tapi mengingat Sina sudah terlalu lama berendam di air, emaknya harus memberi batas waktu walaupun dia enggan berenti dan ingin tetap main.... yahh namanya juga anak-anak.

eh begitu sampai rumah saudara Mace Ria sudah disuguhi makan siang. Beginilah namanya pucuk dicinta ikan bakar pun tiba hahaha.
Menu makan siangnya yaitu ikan bakar sambal tomat yang nampak segar, lapa-lapa makanan khas buton yaitu sejenis lontong tapi campur dengan beras merah dan dibungkus dengan janur (daun kelapa yang masih muda),  dan sambal terong, mantaappp ...

Tak terasa waktu cepat berlalu, kita harus segera kembali ke Sorong sebelum matahari terbenam, heeemm pingin rasanya kembali ke Pulau Buaya next holiday.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar