Cari Blog Ini

Kamis, 28 Januari 2016

Yuk ...Menanam Melon Di Polybag

Semenjak berhijrah di Kota Sorong, tidak setiap hari saya bisa menemukan buah melon yang dagingnya jingga, sesekali jika ada di supermarket pun kita harus merogoh kocek sedikit lebih dalam, apa boleh dibuat untuk sekali waktu bolehlah ...... hehe

Padahal waktu di kampung dulu, ketika musim panen, baik melon maupun semangka ini paling banyak ditemui di sawah-sawah, bahkan sampai beberapa truk datang ke sawah untuk mengangkut buah ini. Jika ingat dulu, nyesel juga kenapa dulu saya tidak begitu suka melon ataupun semangka, kecuali yang langasung petik di sawah  trus belahnya bukan dengan pisau tapi di hantam dengan batu, lebih enak lagi kalo melonnya ngambil di sawah tetangga hehehe
(namanya juga anak-anak). Jadi rindu kampung nih ....

Beberapa waktu lalu, saat jalan-jalan ke Mega mall, tumben saya lihat ada banyak melon di display buah, ada yang berdaging buah putih dan kuning, kebetulan nih .... langsung deh pilih-pilih yang tidak terlalu besar mengingat melon  disini dibandrol dengan harga Rp 39.000,-/kg untuk jenis rock melon, dan Rp 27.000,-/kg untuk jenis skyrock melon. Beli satu cukuplah sekedar untuk "tombo kepingin".



Gambar 1. Harga melon di Mega Mall Sorong

Setibanya di rumah, tak sabar kami ingin menikmati manisnya buah melon yang baru saja kami beli. ehhmm Maknyuss ......
Saat buah melon sudah habis, tinggallah sisa-sisa bijinya aja. Tiba-tiba ada kepikiran buat nyoba menanam melon dari biji-bijinya ini, bisa gak ya?

Daripada dibuang sayang, akhirnya inilah yang saya lakukan :
- cuci bersih biji-biji melon tersebut
- letakkan biji di nampan kering.
- ratakan supaya tidak menumpuk.
- jemur di panaa matahari hingga kering
- simpan biji melon di plastik klip
- siap untuk di semai.


Gambar 2. Biji melon yang sudah kering

Gambar 3. Bibit melon yang mulai bertunas


Beberapa biji melon tersebut ada yang langsung saya semai di tanah berpasir dan beberapa hari kemudian sudah tumbuh tunasnya.

Adapun beberapa yang perlu dipersiapkan saat menanam melon adalah :
1. Siapkan media tanam yaitu tanah, sekam
    bakar dan pupuk kandang dengan
    perbandingan 1 : 1 : 1.

2. Siapkan polybag ukuran diameter 30 cm
     atau dapat juga dengan ember bekas cat
     Isi polybag dengan campuran tanah (no. 1)

3. Pindahkan bibit melon setelah muncul
    daunnya 2 (dua) helai usahakan jangan
    dicabut tetapi diambil dengan tanahnya,
    bisa diambil dengan sendok.

4. Siapkan batang penyangga / turus dengan
    bambu untuk tempat menjalarnya
    tanaman dan  penggantung buah.

5. Tanaman harus terkena sinar matahari
     tetapi hindari terkena air hujan.

6. Sirami tanaman secukupnya (+/- 500 ml),
    penyiraman berlebihan dapat menyebabkan
    pecah buah dikemudian hari.
    Siram langsung ditanah bukan disemprot
    di daunnya.

7. Setelah tanaman mulai menjalar, atur batang
     agar menjalar di turus/bambu dengan cara
     diikat longgar.

8.  Tanaman melon dipelihara untuk
     menghasilkan satu atau dua butir buah
     per tanaman.
     Buah terbaik biasanya dihasilkan pada ruas
     daun  ke 11 s/d 13.
     Jadi tunas atau bunga yang muncul pada
     ruas daun 1 (daun paling bawah) s/d 10
     harus dibuang, begitu juga dengan bunga
     di ruas 14 keatas harus dibuang juga.

      Jika daun sudah berjumlah 28-30 helai,
      potong tunas ujung tanaman supaya
      pertumbuhan vegetatif terhenti.


Gambar 4. Pemangkasan daun
(sumber : Buku the best melon, 2011)

9. Pilih salah satu bakal buah terbaik
    dari ketiga ruas daun tersebut,
    sisanya dibuang.


Gambar 5. Bakal Buah Melon pada Ruas ke-13

10. Tunas buah yang dipelihara biarkan
       tumbuh dan muncul daun bendera,
       daun ini sebagai indikator kematangan
       buah, apabila daun ini kering artinya
       buah sudah siap panen.

11. Gantung buah pada batang buah ke turus
       Jangan mengikat terlalu kencang agar
       pertumbuhan buah tidam terganggu.

12. Rata-rata melon dipanen pada umur
      68 - 71 hari.

13. Pemupukan harus rutin dilakukan sampai
       menjelang panen.


Gambar 6. Avicenna saat panen buah pertama


Gambar 7. Menikmati Melon Hasil Panen

Pustaka :
- The Best Melon, Best Bisnis, Best Hobi,
  PT. Trubus Swadaya, 2011

*) tombo pingin : istilah jawa saat kita pingin sesuatu tapi dibatasi oleh kondisi tertentu. Saking pinginnya kita bisa minta, beli, sedikit saja sekedar untuk mencicipi rasanya.

Kamis, 21 Januari 2016

Jalan - Jalan ke Pulau Buaya

Tahun 2016, sepertinya memang harus memulai tahun dengan banyak sekali problematika perkantoran yang membuat penat.
Di saat orang-orang bersuka cita menyambut awal tahun, saya justru ingin refresing karena akhir tahun kemarin yang terlalu powerful dengan segala macam tetek bengek permasalahan perkantoran.
Nah kebetulan, sebelum pulang kantor hari Jumat kemarin, ada temen kantor yang nawarin ikut jalan-jalan hari Minggu. Rencana teman saya ini mau berkunjung ke keluarganya di Kampung Raam atau lebih terkenal dengan sebutan Pulau Buaya. Hal ini dikarenakan Pulau ini nampak seperti buaya jika dilihat dari Tembok Berlin, Kota Sorong.

picture 1. Dermaga Pulau Buaya

Kami berangkat dengan sepeda motor dari rumah menuju ke Pasar Boswesen. Teman saya sudah ada janji dengan Bapak Tua-nya (red. Pakde) dijemput dengan kapal jukung di halte boswesen.
Kami menuju ke Pulau Boswesen sekitar pukul 10.00 WIT. Perjalanan ke Pulau Raam ditempuh sekitar 30 menit. Satu kapal bisa muat kurang lebih sekitar 30 orang, karena kapal ini milik om teman saya jadi perjalanan ini free of charge alias gratis. hehe

picture 2. Alat Transportasi Masyarakat
picture 3. Memasuki Kelurahan Pulau Raam

Begitu memasuki Kampung Raam, suasana terasa begitu nyaman, kampung ini begitu tenang, sama sekali tidak nampak kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil, begitu juga masyakatnya ramah-ramah, beda jauh dengan kota sorong yang bising penuh hilir mudik sepeda motor dan mobil berlalu lalang. Kampung ini nampak kecil memanjang karena ketika kita berdiri di tengah-tengah kampung, kita sudah bisa melihat sebelah kanan pantai dan sebelah kiri juga pantai. Di sepanjang Kampung ini banyak ditumbuhi pohon kelapa, angin sepoi-sepoi menghembuskan udara segar pantai, anak-anak bermain mengejar ban bekas seperti si film-nya upin dan ipin, anak perempuan main karet gelang, ada yang bermain kartu berkelompok, main kelereng, sesekali terdengar suara canda tawa anak-anak yang bersemangat, sama sekali tidak nampak ada anak yang bermain gadget, nonton televisi, barangkali karena memang fasilitas penerangan disini menggunakan solar cell.

Begitu tiba di rumah om-nya mace Ria, ternyata di rumah sedanh ada acara selamatan. Jadi yang naik kapal sama-sama dari Kota Sorong ternyata semua masih sanak famili dan keluarga besar Mace Ria. Karena acara akan segera di mulai, kita justru buru-buru kabur menuju ke pantai.



picture 4. Main Bersama di Pasir Putih

Melihat pasir putihnya yang bersih, warna air yang jernih kebiruan dibias dengan cahaya matahari, membuat kita ingin segera membenamkan diri di hangatnya air laut. Byuurrr ..... Sina dan Bapaknya langsung terjun ke air, sedangkan saya dan teman-teman masih kagum dengan pemandangan sekeliling. Sesekali terdengar lagu reggae dari satu keluarga yang nampaknya warga ambon yang juga berkunjung menikmati segarnya air laut.
saat berenang, Ikan warna warni juga nampak banyak terlihat di pinggir-pinggir pantai.  Sina pingin main sendiri, tidak mau dipegang, padahal sampe gumoh karena banyak minum air laut.

picture 5. Panorama Pulau Buaya

Pingin rasanya berlama-lama bermain dengan jernihnya air laut, tapi mengingat Sina sudah terlalu lama berendam di air, emaknya harus memberi batas waktu walaupun dia enggan berenti dan ingin tetap main.... yahh namanya juga anak-anak.

eh begitu sampai rumah saudara Mace Ria sudah disuguhi makan siang. Beginilah namanya pucuk dicinta ikan bakar pun tiba hahaha.
Menu makan siangnya yaitu ikan bakar sambal tomat yang nampak segar, lapa-lapa makanan khas buton yaitu sejenis lontong tapi campur dengan beras merah dan dibungkus dengan janur (daun kelapa yang masih muda),  dan sambal terong, mantaappp ...

Tak terasa waktu cepat berlalu, kita harus segera kembali ke Sorong sebelum matahari terbenam, heeemm pingin rasanya kembali ke Pulau Buaya next holiday.

Sabtu, 16 Januari 2016

Kreasi Tempat Bumbu Dapur

Sebenarnya jika saya perhatikan dapur saya ini kurang tempat (red.terlalu sempit hehe)
sehingga antara perabotan dan bumbu-bumbu
harus ditata dengan baik sehingga tempat
yang kecil ini nampak sedikit rapi.

Kemarin akhirnya minta tolong sama
bapaknya anak-anak untuk dibuatkan
tempat bumbu yang simpel aja,
boleh dibuat rak susun
atau rak di bawah meja dapur.
Sore waktu pulang kerja ternyata saya lihat
di dinding dapur sudah tertata rapi
bumbu-bumbu dapur.

Lho ini kan kemarin buat nanam seledri sama daun bawang, sekarang sudah berubah fungsi jadi tempat bumbu.

Mana-mana ajalah yang penting berfungsi baik
dan lebih kelihatan rapi...
Makasih Bapaknya anak-anak.

                 
before : tempat nanam seledri dan daun bawang



                      after : tempat bumbu dapur

Bahan-bahan yang diperlukàn :
1. Kawat Ram berlapis plastik
2. Botol Bekas selai
3. Kawat kecil
4. Gunting kawat / Tang
5. Paku beton
6. Cable tie atau kawat
7. Palu 8 pcs

Cara pembuatan :
1. Potong kawat ram sesuai dengan ukuran.
    Kemarin buatnya ukuran panjang 6
2. Pasang satu paku terlebih dahulu pada
    bagian kanan atas, pasang salah satu
    sudut kawat ke paku tersebut,
3. Selanjutnya masukkan ujung ram bagian kiri,
    kedalam paku, tarik dan kencangkan kawat
    tsb, kemudian paku di tembok.
4. Paku masing-masing pojok kawat
    bagian bawah, bawah kanan dan bawah kiri.
5. Tambahkan paku di masing-masing sisi
    bagian tengah sebagai penguat.
6. Ikat semua paku ke kawat ram dengan
    cable tie.
7. Selanjutnya, potong kawat kecil +/- 20 cm,
    Ikatkan kawat tersebut ke leher botol,
    Berikan kait sebagai penggantung.
8. Berikan nama pada masing-masing botol
    sesuai dengan jenis bumbunya.


Demikian cerita kreasi membuat tempat bumbu dapur, semoga dapat membantu.