Cari Blog Ini

Jumat, 12 Februari 2016

Tips Mengurangi Bau Kandang Ayam di Halaman

Selalu menjadi impian saya untuk mempunyai sepetak lahan di belakang rumah, sebagian ditanami sayuran, sebagian buat kolam ikan dan sebagian lagi buat memelihara ternak.
Tapi karena sampai saat ini belum juga terpenuhi punya lahan luas, kita harus tetap bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan untuk kita.


Kandang Ayam Minimalis

Minggu lalu, saat ada pemasukan DOC (Day Old Chickens) atau anak ayam umur sehari di Cargo Bandara Domine Eduard Osok,  banyak anak ayam yang mati, hampir 3000 ekor.  Bisa jadi karena kapasitas pengiriman yang over, akhirnya banyak DOC yang mati. 
Oleh pengguna jasa, box tempat ayam beserta isinya dibawa ke kantor untuk segera dimusnahkan untuk mencegah timbulnya penyakit.
Waktu mau dibakar, saya cek ternyata ada beberapa ayam masih bernafas meskipun kondisinya sudah terkapar.
Saya coba mengamankan anak ayam yang masih hidup ini, gak tega aja bayangin mereka masuk api hidup-hidup. Alhamdulillah, ternyata banyak juga yang masih bisa diselamatkan. Saya panggil teman-teman barangkali ada yang mau merawat ayam-ayam ini, mengingat saya tidak punya kandang di rumah. 

Gambar 1. Kondisi DOC banyak yang mati

Begitu saya mau pulang, ternyata masih ada sekitar 20 ekor ayam dengan kondisi sekarat, tidak tega ayam ini saya tinggal di kantor, sekitar 10 ekor saya bawa pulang, sisanya saya bagi dengan teman satpam.
Segera setelah sampai di rumah, misua pakai kardus bekas dipasang lampu bolam 10 watt buat tempat sementara supaya ayam ini tidak kedinginan, dan masih harus diberi minum air gula satu per satu dengan spuit karena kondisinya memprihatinkan.

Sebenarnya saya enggan mau pelihara, tapi misua sudah kadung sayang setelah beberapa hari merawatnya. Mau gak mau akhirnya misua bikin kandang ayam juga di halaman belakang. 
Awalnya saya kurang setuju dengan ide misua, 
karena biasanya kalo sudah pelihara ayam, bau kotoran ayam akan kemana-mana dan sangat mengganggu. Apalagi dengan rumah yang saling berhimpitan, khawatir aroma tak sedap dari 
kandang dan akan mengganggu tetangga. 

Rupanya misua sudah googling bagaimana cara mengurangi bau tak sedap pada kandang ayam.
Beginilah tips nya :
1. Apabila di bawah kandang adalah tanah,
    usahakan tetap kering dan jangan sampai basah.


        Gambar 2. Kandang Ayam di pojok belakang

2. Gali dibawah kandang untuk tempat kotoran


              Gambar 3. Galian di Bawah Kandang

3. Tutup dengan pasir tipis-tipis saja kotoran ayam
     setiap pagi dan sore hari.

     
              Gambar 4. Tutup Kotoran dengan pasir tipis

4. Buatkan lubang sebagai tempat kompos.


             Gambar 5. Gali lubang di sebelah kandang

5. Setelah kotoran dan pasir dibawah kandang penuh,
     dipindah dilubang tersebut.


                 Gambar 6. Barter pasir dan kotoran

6. Apabila terlihat kotoran mulai penuh,
     segera ditutup dengan pasir.
7. Ulangi urutan ini secara rutin.

Kuncinya : setiap terlihat kotoran ayam segera di timbun dan hindari di bawah kandang jangan sampai basah.

Selamat Mencoba ...... and Happy Simple Farming 

Seorang Ibu Menjual "Suami" di Pelabuhan Laut Sorong

Cerita ini berawal ketika kami (Saya, Nilam, Rahma, Wulan) duduk-duduk di tepian dermaga Pelabuhan Laut Sorong sambil menunggu KM. Ciremai datang. Saat itu ada seorang penjual asongan nampak terburu-buru membawa dagangannya karena kapal sebentar lagi akan sandar. Tentu saja si Ibu berharap bisa segera naik keatas kapal dan menjajakan dagangannya, seolah si Ibu mempunyai motto "time is money".
 Tiba-tiba saat di depan kami dagangannya terjatuh dan berserakan. Nampaknya plastik yang dibawa si Ibu tidak cukup kuat membawa beban dagangannya. Serta merta kita bantu membereskan dagangannya yang berhamburan. Saat itulah teman-teman polisi yang berdiri di sebelah kami nyeletuk "aduh ibu ini tega banget jual suami sendiri".
Haaa .... kami dengan setengah kaget menjawab "suami siapa kah pak?"
semua lantas tertawa riuh, saling bersahutan masa "seorang suami beli suami", yang lain menimpali "daripada seorang istri menjual suami".
Teman saya yang dari Makassar lantas menjelaskan bahwa jajanan yang dijual oleh si Ibu tadi namanya adalah Suami.
Suami atau Kasoami adalah makanan khas masyarakat Sulawesi Tenggara. Makanan ini terbuat dari ubi yang diparut dan diperas airnya hingga kering, kemudian dikukus dengan bentuk kerucut. Cara membuatnya terkesan simpel tapi bagi yang belum terbiasa dibutuhkan ketelatenan untuk menghasilkan suami sesuai yang empuk dan gurih.
Di Kota Sorong, kita bisa membeli suami di Pasar Bersama Jalan Baru, biasanya penjual membuka dagangannya pada sore hari di seberang jalan Bengkel Ahass.

        Gambar 1. Penjual Suami di Pasar Bersama

Bagi teman-teman warga Buton, suami ini adalah makanan pokok seperti halnya nasi yang biasa dinikmati dengan ikan bakar, ikan asin, ikan kuah kuning ataupun sayur.
Saya sendiri lebih senang menikmati suami dengan secangkir teh atau kopi, tentu saja lebih nikmat jika menikmati suami ditemani oleh suami dan anak-anak. Kalo tidak ada suami sendiri, suami orang juga boleh hehe (maksudnya tidak perlu buat sendiri, beli di pasar lebih praktis).
Selamat menikmati Suami di sore hari ....


Gambar 2. Menikmati  segelas teh ditemani "suami"